Selasa, 26 Juni 2012

PHOBIA


Phobia merupakan rasa takut yang berlebih-lebihan dan berkepanjangan karena rasa takut yang sangat tidak rasional. Phobia kebanyakan dialami oleh perempuan meskipun para laki-laki pun juga ada yang mengalami phobia. Banyak sekali jenis dari phobia, diantaranya: Acrophobia / Hypsophobia; Ketakutan pada tempat yang tinggi, Antlophobia; Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir, Amaxophobia; Ketakutan berkendaraan, Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang, Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air, Insectaphobia; takut pada insect, dan ketakutan pada buah-buahan, seperti rambutan, durian, pisang, jeruk, dll. Biasanya orang yang menderita phobia, ketika dia menemukan atau berjumpa dengan hal yang ditakutinya maka akan berteriak sekeras mungkin, berlari, mencari perlindungan kepada orang lain, menangis, bahkan ada juga yang pingsan. Phobia dapat disembuhkan dengan beberapa cara, diantaranya adalah terapi.

a. Pengertian  Fobia
Phobia merupakan salah satu bentuk gangguan emosional, pada umumnya diderita oleh orang yang kurang mampu mengendalikan diri untuk berbuat emosional. Dikatakan gangguan emosi apabila orang yang bersangkutan tidak mampu mengendalikan emosi tertentu, sehingga mempengaruhi perilaku yang tidak wajar, misalnya takut yang apabila tidak sanggup mengendalikannya akan menjadi phobia.
Phobia berhubungan dengan kecemasan, tetapi ada ada dua hal yang membedakan phobia dengan kecemasan yaitu:
a.       phobia merupakan ketakutan yang tidak beralasan, takut akan suatu objek.
b.      mereka tidak mengembangkan pikiran yang logis tetapi merupakan perbuatan luar batas, lepas dari keadaan perimbangan. (RobertPriest, 1994:19)
Menurut Sudarsono, phobia adalah ketakutan, gamang, perasaan takut yang tak terkendalikan yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan atau sifat-sifat terhadap situasi yang seringkali tanpa alasan yang dapat diterima oleh akal. (Sudarsono: 1996, hal. 179-180)
Menurut Kartini Kartono, dalam bukunya Patologi Sosial 3, phobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa di kontrol terhadap situasi atau objek tertentu merupakan ketakutan khas neurotik. Sebagai simbol dari konflik-konflik neurotis, yang kemudian menimbulkan ketakutan dan kecemasan. (Kartini Kartono, 2000:108).

Phobia merupakan kelakuan atau kecemasan khas neurotis dan merupakan simbol dari konflik-konflik neurotis yang menimbulkan macam-macam bentuk kecemasan dan ketakutan.
Menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya “Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat”, menjelaskan tentang phobia yaitu ketakutan yang dianggap sebagai tanda penyakit tidak wajar, si penderita tidak tahu sebab dan tidak sanggup menguasai sikapnya, disamping itu ia merasa bahwa dalam berbagai situasi kelakuannya menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta menyebabkan tertawaan orang. (Zakiah Derajat, 1977). Sedangkan menurut Dadang Hawari, phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas/situasi yang spesifik, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak atau menghindarinya. (Dadang Hawari. 2007. hal. 64)

Ada dua teori fobia umum non-psikoanalitis yang telah mencapai status “praktis”. Yang pertama adalah teori biologi yang mengasumsikan bahwa fobia (misalnya perasaan takut pada ular atau laba-laba atau tempat yang tinggi) merupakan sisa-sisa dari proses evolusi kita dimasa lalu dan mengacu pada bahaya nyata yang dihadapi oleh para pendahulu kita. Pandangan nonpsikoanalitis kedua adalah sebuah teori “trauma” sederhana. Yang telah memperoleh kredibilitas puncaknya saat dipergunakan sebagai dasar sebuah serial televisi BBC. Misal seorang anak takut pada anjing karena saat dia masih kecil, ada seekor anjing msuk ke dalam kereta dorongnya dan menakutinya.
Fobia merupakan suatu tanggapan terkondisi terhadap pengalaman yang sifatnya traumatis. Teori trauma dipergunakan untuk menjelaskan motivasi para tokoh tersebut atau ntuk memperoleh resolusi naratif. (Ivan ward, 2001, hal 12-13)
Fobia adalah reaksi ketakutan yang hebat (abnormal) terhadap situasi atau benda yang khusus. (Yustinus Semiun, OFM 2006, Hal 323)
Fobia adalah rasa takut yang kuat dan menetap serta tidak sesuai dengan stimulus, tidak rasional bahkan bagi si penderita sendiri, yang menyebabkan penghindaran objek maupun situasi yang ditakuti tersebut.(David A. tomb 2000,hal 100)

Dari beberapa definisi di atasat disimpulkan bahwa fobia adalah gangguan emosional berupa ketakutan yang menetap, gamang, perasaan takut yang tak terkendalikan, ketakutan atau kecemasan yang abnormal dan tidak rasional terhadap situasi atau objek sehingga mempengaruhi perilaku yang tidak wajar dan cenderung menghindari objek maupun situasi tersebut. Ketakutan ini merupakan penyakit yang tidak wajar karena si penderita tidak tahu sebab ketakutannya dan tidak sanggup menguasai sikapnya.

b. Klasifikasi fobia
Fobia adalah ketakutan spesifik yang menetap dan terfokus pada situasi, kejadian, atau benda spesifik yang memicu respon cemas yang tidak disadari. Timbul cemas berat jika muncul pemicu spesifik, dan aspek integral pada fobia sering berkaitan dengan kemungkinan terjadinya hal-hal yang memalukan diri sendiri sewaktu serangan timbul. Jika rangsangan pemicu sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, kehidupan sosial, dan hubungan interpersonal dapat sangat terganggu.
Fobia mencakup:
1.      Fobia spesifik (sederhana), misalnya ketakutan umum terhadap laba-laba, ketinggian, ruang tertutup, terbang, petir, dll
2.      Agorafobia, yang didefinisikan dalam Diagnostic and Statistical Manual (Ed. Ke-4 1994, DSM-IV) dari American Psychiatric Association, sebagai rasa takut berada di tempat atau situasi, ketika meloloskan diri dianggap sulit atau memalukan, atau ketika pertolongan mungkin tidak diperoleh jika ia mengalami seangan panik atau gejala mirip panik.
3.      Fobia sosial, yang sering ditandai oleh ketakutan “mempermalukan diri sendiri” dan mungkin berkaitan dengan ketakutan akan perilaku tidak pantas, tidak tahu harus mengatakan apa, malu melakukan kontak mata, dan takut ditolak. Seringkali timbul perilaku menghindar yang menyebabkan isolasi sosial yang kemudian menimbulkan perasaan ditolak. Serangan panik dan depresi sering menyertai fobia sosial.

Fobia sederhana ditandai oleh kontak atau antisipasi kontak dengan benda atau situasi yang ditakutkan adalah yang paling ditakuti, sedangkan fobia soial ditandai oleh kunci ketakutan yang paling sering berupa anggapan pandangan negatif oleh orang lain serta konsekuensinya. Umumnya pada fobia sederhana strategi utama yang digunakan oleh pasien adalah menghindar secara nyata, sementara pada fobia sosial sering menggunakan perilaku menghindar yang nyata dan samar serta pemakaian zat (yi. alkohol) untuk mengatasi situasi cemas, penyakit (klasifikasi penyakit).(Chris Brooker 2008, hal 134)

c. Fakto-faktor penyebab phobia
1.  Pernah mengalami ketakutan hebat, pengalam traumatis atau shock yang hebat.
2. Pengalaman asli ini tidak dibarengi oleh rasa malu dan rasa bersalah, kemudian semuanya ditekan (represed) untuk melupakan kejadian-kejadian tersebut. (pengalaman asli ini dibarengi dengan perasaan malu dan bersalah lalu ditekan kedalam ketidak sadaran untuk melupakannya).
3. Jika mengalami rangsangan (stimulus) yang serupa, maka timbul respon ketakutan bersyarkat kembali, sungguhpun peristiwa pengalaman yang asli dilupakan. Respon-respon pengalaman hebat selalu timbul kembali, waktupun ada usah-usaha untuk menekan dan melenyapkan respon tersebut. (Kartini Kartono: 2002, hal. III) (jika mengalami rangsangan serupa, timbullah kekuatan yang bersyarat. Respon ketakutan hebat selalu muncul kembali walaupun ada usaha-usaha untuk menekan atau melenyapkan respon-respon tadi kedalam ketidak sadaran.
Dari uraian diatas dijelaskan tentang penyebab kenapa orang bisa sampai mengalami phobia. Jika kita mengamati salah satu penyebab phobia adalah pernah mengalami ketakutan yang hebat.

d. Gejala-gejala phobia
W. F. Maramis menjelaskan diantara gejala-gejala atau simptom-simptom phobia adalah rasa takut yang diderita oleh klien dapat mengakibatkan perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, palpitasi, berkeringat, mual, tremor, dan panik. (W. F Maramis: 1994, hal. 267)
Menurut A. Supratiknyo, biasanya disertai simptom-simptom lain seperti : pusing-pusing, sakit punggung, sakit perut dan sebagainya. (A. Suproktinyo: 1995, hal. 43)
     Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan.
(http://bchymera.blogspot.com/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html)

      Referensi lain menyebutkan ada beberapa gejala yang dapat menunjukkan fobia, seperti yang disebutkan oleh American Psychiatric Association:
* Perasaan teror, panik, horor, atau ketakutan.
* Pemahaman diri bahwa rasa takut melampaui bahaya yang sebenarnya.
* Ketakutan yang begitu ekstrem sehingga mengganggu pikiran dan tindakan.
* Gejala fisik seperti rasa sesak napas, jantung berdetak cepat atau gemetar.
* Keluar dari situasi yang selama ini memicu fobia, seperti terbang. (http://www.go4healthylife.com/articles/3306/1/Apakah-Anda-Merasakan-Fobia-Ini-Gejalanya/Page1.html)

Manusia dan Tanggung Jawab



1. Pengertian Tanggung Jawab
 Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia.Selaras dengan fitrah.Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.Setiap individu memiliki sifat ini.Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Makna Tanggung Jawab
Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”.Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang.Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab.Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
 Study Kasus :  Murid yang tidak belajar sewaktu ulangan tetap tenang saja mengambil jalan pintas dengan menyontek. Remaja putri yang mengalami "kecelakaan" dihamili oleh pacarnya mengalami derita berganda karena ditinggal pasangannya.Suami yang tidak bekerja "memeras" istrinya yang harus membanting tulang di rumah untuk mengurus rumah tangga sekaligus bekerja di luar rumah untuk menghidupi seluruh keluarga. Ibu-ibu menyerahkan tanggung jawabnya merawat anak pada pembantu atau baby sitter, sedangkan sang ibu sibuk bershopping ria dari mall ke mall. Dalam dunia kerja, kita bahkan dapati karyawan yang tidak bertanggung jawab dalam tugas, baik dalam hal absensi kehadiran maupun jam kerja.Di tingkat pejabat sekalipun, kita dapati realita yang tidak jauh berbeda.Demikianlah sebagian realita kehidupan yang diwarnai oleh krisis tanggung jawab.

B. 1. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
   Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut  menentukan, yaitu  kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu  dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu 

1.     Tanggung jawab terhadap diri sendiri
 Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri  dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat  dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia  juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, beranganangan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam  hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

2.     Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, isteri, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi  anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan. 

3.     Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya  sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya  mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala  tingkah laku dan perbuatannya harus  dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4.     Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir,  berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

5.     Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan  dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu  pengorbanan.

C. 1. Pengabdian dan Pengorbanan

Pengabdian         
 Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan,mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
 Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai.Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.

Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga  pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan  yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh  tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian  dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
           Pengorbanan merupakan akibat dari  pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan,pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian  sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Macam-macam Pengabdian
Munculnya pengabdian karena ada Tanggung Jawab, maka pengabdian dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, :
a. Pengabdian terhadap Tuhan YME yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan.Misalnya : shalat,zakat,puasa.
b. Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggng jawab terhadap masyarakat.
c. Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya.
d. Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa iktu bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.

STUDI KASUS :
contoh studi kasusnya yaitu ada seorang anak laki-laki dari keluarga yang tergolong miskin merantau ke kota. dia bernama uphik. uphik rela bekerja apa saja selama di kota, asalkan bisa membiayainya semua biaya kehidupannya dikota.  setelah beberapa minggu dikota akhirnya dia bekerja kepada seorang pengusaha kaya. uphik diterima sebagai supir pribadi keluarga tersebut, karena kejujuran serta kepolosannya uphik akhirnya bisa diterima di keluarga tersebut sebagai supir. uphik selalu mengirimkan sebagian gajinya kepada orang tuanya dikampung dan sebagiannya disimpan seta di tabungnya. uphik dengan niat semulanya yang ingin bekerja dikota akhirnya benar-benar mengabdi sepenuh hatinya kepada keluarga pengusaha kaya tersebut. semua kehidupannya mulai berubah secara perlahan. banyak hal yang bisa ia pelajari dari keluarga tersebut. akhirnya, dia mengikuti semua ilmu yang pernah ddipelajari selama bekerja di keluarga pengusaha kaya tersebut. dia muloai membuka usaha. mulai dari kecil-kecilan akhirnya dia menjadi sukses. kehidupan sosialnya mulai berubah. dia bisa mengangkat derajat kehidupan ekonomi keluarganya. walalupun telah sukses dia tidak menjadi sombong.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormatat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. dilihat dari studi kasus yang ada, dengan kesetiaannya serta pengabdiannya yang sungguh-sungguh uphik akhirnya berhasil menjadi seorang yang sukses. selama dia bekerja dilakukannya dengan ikhlas tanpa keluh kesah. dia selalu bersabar selama bekerja.Jadi, dapat dilihhat bahwa pengabdian itu berasal dari tanggung jawab yang besar. pengabdian itu membuat seseorang berubah manjadi yang lebih baik. semua yang diniatkan baik dari hati pasti aakan mendapatkan hasil yang baik juga.

CONTOH PENGORBANAN
1. Kesediaan guru sekolah dasar yang ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi adalah pengabdian yang menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
2. Dalam Novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis bernama siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya di bujuk agar bersedia kawin dengan datuk Maringgih, si tua Bangka, walaupun sebenarnya dia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul bahri. Demi pengabdiannya kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengan Syamsul bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.

OPINI
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Siti nurbaya benar benar begitu besar.Dia menunjukan pengabdian nya kepada ayahnya.yaitu dengan menuruti perintah ayah nya untuk menikah dengan orang pilihan ayah nya walaupun dia tidak mencintai nya. Dan dia merelakan untuk memutuskan hubungan nya dengan lelaki yang dicintai nya, walaupun itu sangat berat baginya.
kisah ini adalah suatu contoh pengorbanan dan pengabdian seoranng anak kepada orang tuanya. 
dari sekian banyak orang yang ada di dunia ini, saya rasa tidak banyak orang yang memiliki sifat seperti Siti nurbaya ini, dia benar-benar berbakti kepada ayah nya, dan ia tidak mau mengecewakan ayah nya dan rela mengorbankan apa yang diinginkan nya untuk menunjukan rasa pengabdian nya.

STUDI KASUS
Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.
Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat.Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih.Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman.Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman.Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya.Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya.Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.
Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih.
Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan.Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsulbahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan.Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras.Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir. Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya. Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta.Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tangan Datuk Maringih.Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi. Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer. Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya.Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya. Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahu 1922. Buku yang berjudul Siti Nurbaya ini berhasil menempatkan diri sebagai puncak roman di antara roman-roman lain yang dianggap orang sebagai puncak roman dalam Sastra Indonesia Modern. Penilaian itu tidak didasarkan pada temanya, tetapi berdasarkan pemakaian bahasa dan gayanya yang tersendiri.Buku ini menggunakan bahasa melayu. Oleh karena itu, orang melayu pasti akan lebih mudah membaca dan segera mengerti isinya. Karena terkenalnya sampai-sampai zaman itu dinamai zaman Siti Nurbaya.

sumber: http://debydeboy.posterous.com/tugas-7-manusia-dan-tanggung-jawab

Selasa, 26 Juni 2012

PHOBIA


Phobia merupakan rasa takut yang berlebih-lebihan dan berkepanjangan karena rasa takut yang sangat tidak rasional. Phobia kebanyakan dialami oleh perempuan meskipun para laki-laki pun juga ada yang mengalami phobia. Banyak sekali jenis dari phobia, diantaranya: Acrophobia / Hypsophobia; Ketakutan pada tempat yang tinggi, Antlophobia; Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir, Amaxophobia; Ketakutan berkendaraan, Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang, Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air, Insectaphobia; takut pada insect, dan ketakutan pada buah-buahan, seperti rambutan, durian, pisang, jeruk, dll. Biasanya orang yang menderita phobia, ketika dia menemukan atau berjumpa dengan hal yang ditakutinya maka akan berteriak sekeras mungkin, berlari, mencari perlindungan kepada orang lain, menangis, bahkan ada juga yang pingsan. Phobia dapat disembuhkan dengan beberapa cara, diantaranya adalah terapi.

a. Pengertian  Fobia
Phobia merupakan salah satu bentuk gangguan emosional, pada umumnya diderita oleh orang yang kurang mampu mengendalikan diri untuk berbuat emosional. Dikatakan gangguan emosi apabila orang yang bersangkutan tidak mampu mengendalikan emosi tertentu, sehingga mempengaruhi perilaku yang tidak wajar, misalnya takut yang apabila tidak sanggup mengendalikannya akan menjadi phobia.
Phobia berhubungan dengan kecemasan, tetapi ada ada dua hal yang membedakan phobia dengan kecemasan yaitu:
a.       phobia merupakan ketakutan yang tidak beralasan, takut akan suatu objek.
b.      mereka tidak mengembangkan pikiran yang logis tetapi merupakan perbuatan luar batas, lepas dari keadaan perimbangan. (RobertPriest, 1994:19)
Menurut Sudarsono, phobia adalah ketakutan, gamang, perasaan takut yang tak terkendalikan yang disebabkan oleh gangguan kejiwaan atau sifat-sifat terhadap situasi yang seringkali tanpa alasan yang dapat diterima oleh akal. (Sudarsono: 1996, hal. 179-180)
Menurut Kartini Kartono, dalam bukunya Patologi Sosial 3, phobia adalah ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa di kontrol terhadap situasi atau objek tertentu merupakan ketakutan khas neurotik. Sebagai simbol dari konflik-konflik neurotis, yang kemudian menimbulkan ketakutan dan kecemasan. (Kartini Kartono, 2000:108).

Phobia merupakan kelakuan atau kecemasan khas neurotis dan merupakan simbol dari konflik-konflik neurotis yang menimbulkan macam-macam bentuk kecemasan dan ketakutan.
Menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya “Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat”, menjelaskan tentang phobia yaitu ketakutan yang dianggap sebagai tanda penyakit tidak wajar, si penderita tidak tahu sebab dan tidak sanggup menguasai sikapnya, disamping itu ia merasa bahwa dalam berbagai situasi kelakuannya menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta menyebabkan tertawaan orang. (Zakiah Derajat, 1977). Sedangkan menurut Dadang Hawari, phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas/situasi yang spesifik, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak atau menghindarinya. (Dadang Hawari. 2007. hal. 64)

Ada dua teori fobia umum non-psikoanalitis yang telah mencapai status “praktis”. Yang pertama adalah teori biologi yang mengasumsikan bahwa fobia (misalnya perasaan takut pada ular atau laba-laba atau tempat yang tinggi) merupakan sisa-sisa dari proses evolusi kita dimasa lalu dan mengacu pada bahaya nyata yang dihadapi oleh para pendahulu kita. Pandangan nonpsikoanalitis kedua adalah sebuah teori “trauma” sederhana. Yang telah memperoleh kredibilitas puncaknya saat dipergunakan sebagai dasar sebuah serial televisi BBC. Misal seorang anak takut pada anjing karena saat dia masih kecil, ada seekor anjing msuk ke dalam kereta dorongnya dan menakutinya.
Fobia merupakan suatu tanggapan terkondisi terhadap pengalaman yang sifatnya traumatis. Teori trauma dipergunakan untuk menjelaskan motivasi para tokoh tersebut atau ntuk memperoleh resolusi naratif. (Ivan ward, 2001, hal 12-13)
Fobia adalah reaksi ketakutan yang hebat (abnormal) terhadap situasi atau benda yang khusus. (Yustinus Semiun, OFM 2006, Hal 323)
Fobia adalah rasa takut yang kuat dan menetap serta tidak sesuai dengan stimulus, tidak rasional bahkan bagi si penderita sendiri, yang menyebabkan penghindaran objek maupun situasi yang ditakuti tersebut.(David A. tomb 2000,hal 100)

Dari beberapa definisi di atasat disimpulkan bahwa fobia adalah gangguan emosional berupa ketakutan yang menetap, gamang, perasaan takut yang tak terkendalikan, ketakutan atau kecemasan yang abnormal dan tidak rasional terhadap situasi atau objek sehingga mempengaruhi perilaku yang tidak wajar dan cenderung menghindari objek maupun situasi tersebut. Ketakutan ini merupakan penyakit yang tidak wajar karena si penderita tidak tahu sebab ketakutannya dan tidak sanggup menguasai sikapnya.

b. Klasifikasi fobia
Fobia adalah ketakutan spesifik yang menetap dan terfokus pada situasi, kejadian, atau benda spesifik yang memicu respon cemas yang tidak disadari. Timbul cemas berat jika muncul pemicu spesifik, dan aspek integral pada fobia sering berkaitan dengan kemungkinan terjadinya hal-hal yang memalukan diri sendiri sewaktu serangan timbul. Jika rangsangan pemicu sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, kehidupan sosial, dan hubungan interpersonal dapat sangat terganggu.
Fobia mencakup:
1.      Fobia spesifik (sederhana), misalnya ketakutan umum terhadap laba-laba, ketinggian, ruang tertutup, terbang, petir, dll
2.      Agorafobia, yang didefinisikan dalam Diagnostic and Statistical Manual (Ed. Ke-4 1994, DSM-IV) dari American Psychiatric Association, sebagai rasa takut berada di tempat atau situasi, ketika meloloskan diri dianggap sulit atau memalukan, atau ketika pertolongan mungkin tidak diperoleh jika ia mengalami seangan panik atau gejala mirip panik.
3.      Fobia sosial, yang sering ditandai oleh ketakutan “mempermalukan diri sendiri” dan mungkin berkaitan dengan ketakutan akan perilaku tidak pantas, tidak tahu harus mengatakan apa, malu melakukan kontak mata, dan takut ditolak. Seringkali timbul perilaku menghindar yang menyebabkan isolasi sosial yang kemudian menimbulkan perasaan ditolak. Serangan panik dan depresi sering menyertai fobia sosial.

Fobia sederhana ditandai oleh kontak atau antisipasi kontak dengan benda atau situasi yang ditakutkan adalah yang paling ditakuti, sedangkan fobia soial ditandai oleh kunci ketakutan yang paling sering berupa anggapan pandangan negatif oleh orang lain serta konsekuensinya. Umumnya pada fobia sederhana strategi utama yang digunakan oleh pasien adalah menghindar secara nyata, sementara pada fobia sosial sering menggunakan perilaku menghindar yang nyata dan samar serta pemakaian zat (yi. alkohol) untuk mengatasi situasi cemas, penyakit (klasifikasi penyakit).(Chris Brooker 2008, hal 134)

c. Fakto-faktor penyebab phobia
1.  Pernah mengalami ketakutan hebat, pengalam traumatis atau shock yang hebat.
2. Pengalaman asli ini tidak dibarengi oleh rasa malu dan rasa bersalah, kemudian semuanya ditekan (represed) untuk melupakan kejadian-kejadian tersebut. (pengalaman asli ini dibarengi dengan perasaan malu dan bersalah lalu ditekan kedalam ketidak sadaran untuk melupakannya).
3. Jika mengalami rangsangan (stimulus) yang serupa, maka timbul respon ketakutan bersyarkat kembali, sungguhpun peristiwa pengalaman yang asli dilupakan. Respon-respon pengalaman hebat selalu timbul kembali, waktupun ada usah-usaha untuk menekan dan melenyapkan respon tersebut. (Kartini Kartono: 2002, hal. III) (jika mengalami rangsangan serupa, timbullah kekuatan yang bersyarat. Respon ketakutan hebat selalu muncul kembali walaupun ada usaha-usaha untuk menekan atau melenyapkan respon-respon tadi kedalam ketidak sadaran.
Dari uraian diatas dijelaskan tentang penyebab kenapa orang bisa sampai mengalami phobia. Jika kita mengamati salah satu penyebab phobia adalah pernah mengalami ketakutan yang hebat.

d. Gejala-gejala phobia
W. F. Maramis menjelaskan diantara gejala-gejala atau simptom-simptom phobia adalah rasa takut yang diderita oleh klien dapat mengakibatkan perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, palpitasi, berkeringat, mual, tremor, dan panik. (W. F Maramis: 1994, hal. 267)
Menurut A. Supratiknyo, biasanya disertai simptom-simptom lain seperti : pusing-pusing, sakit punggung, sakit perut dan sebagainya. (A. Suproktinyo: 1995, hal. 43)
     Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan.
(http://bchymera.blogspot.com/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html)

      Referensi lain menyebutkan ada beberapa gejala yang dapat menunjukkan fobia, seperti yang disebutkan oleh American Psychiatric Association:
* Perasaan teror, panik, horor, atau ketakutan.
* Pemahaman diri bahwa rasa takut melampaui bahaya yang sebenarnya.
* Ketakutan yang begitu ekstrem sehingga mengganggu pikiran dan tindakan.
* Gejala fisik seperti rasa sesak napas, jantung berdetak cepat atau gemetar.
* Keluar dari situasi yang selama ini memicu fobia, seperti terbang. (http://www.go4healthylife.com/articles/3306/1/Apakah-Anda-Merasakan-Fobia-Ini-Gejalanya/Page1.html)

Manusia dan Tanggung Jawab



1. Pengertian Tanggung Jawab
 Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya.Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia.Selaras dengan fitrah.Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.Setiap individu memiliki sifat ini.Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Makna Tanggung Jawab
Makna dari istilah “tanggung jawab” adalah “siap menerima kewajiban atau tugas”.Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang.Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab.Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
 Study Kasus :  Murid yang tidak belajar sewaktu ulangan tetap tenang saja mengambil jalan pintas dengan menyontek. Remaja putri yang mengalami "kecelakaan" dihamili oleh pacarnya mengalami derita berganda karena ditinggal pasangannya.Suami yang tidak bekerja "memeras" istrinya yang harus membanting tulang di rumah untuk mengurus rumah tangga sekaligus bekerja di luar rumah untuk menghidupi seluruh keluarga. Ibu-ibu menyerahkan tanggung jawabnya merawat anak pada pembantu atau baby sitter, sedangkan sang ibu sibuk bershopping ria dari mall ke mall. Dalam dunia kerja, kita bahkan dapati karyawan yang tidak bertanggung jawab dalam tugas, baik dalam hal absensi kehadiran maupun jam kerja.Di tingkat pejabat sekalipun, kita dapati realita yang tidak jauh berbeda.Demikianlah sebagian realita kehidupan yang diwarnai oleh krisis tanggung jawab.

B. 1. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
   Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut  menentukan, yaitu  kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu  dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu 

1.     Tanggung jawab terhadap diri sendiri
 Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri  dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat  dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia  juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, beranganangan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam  hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

2.     Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, isteri, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi  anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan. 

3.     Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya  sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya  mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala  tingkah laku dan perbuatannya harus  dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4.     Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir,  berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

5.     Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan  dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu  pengorbanan.

C. 1. Pengabdian dan Pengorbanan

Pengabdian         
 Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan,mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga.
 Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai.Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.

Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga  pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan  yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kit membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh  tauladan, bagaimana semestinya wajib berkorbanan.
Perbedaan antara pengertian pengabdian  dan pengorbanan tidak begitu jelas, karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan . Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
           Pengorbanan merupakan akibat dari  pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan,pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian  sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Macam-macam Pengabdian
Munculnya pengabdian karena ada Tanggung Jawab, maka pengabdian dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, :
a. Pengabdian terhadap Tuhan YME yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan.Misalnya : shalat,zakat,puasa.
b. Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggng jawab terhadap masyarakat.
c. Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya.
d. Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa iktu bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.

STUDI KASUS :
contoh studi kasusnya yaitu ada seorang anak laki-laki dari keluarga yang tergolong miskin merantau ke kota. dia bernama uphik. uphik rela bekerja apa saja selama di kota, asalkan bisa membiayainya semua biaya kehidupannya dikota.  setelah beberapa minggu dikota akhirnya dia bekerja kepada seorang pengusaha kaya. uphik diterima sebagai supir pribadi keluarga tersebut, karena kejujuran serta kepolosannya uphik akhirnya bisa diterima di keluarga tersebut sebagai supir. uphik selalu mengirimkan sebagian gajinya kepada orang tuanya dikampung dan sebagiannya disimpan seta di tabungnya. uphik dengan niat semulanya yang ingin bekerja dikota akhirnya benar-benar mengabdi sepenuh hatinya kepada keluarga pengusaha kaya tersebut. semua kehidupannya mulai berubah secara perlahan. banyak hal yang bisa ia pelajari dari keluarga tersebut. akhirnya, dia mengikuti semua ilmu yang pernah ddipelajari selama bekerja di keluarga pengusaha kaya tersebut. dia muloai membuka usaha. mulai dari kecil-kecilan akhirnya dia menjadi sukses. kehidupan sosialnya mulai berubah. dia bisa mengangkat derajat kehidupan ekonomi keluarganya. walalupun telah sukses dia tidak menjadi sombong.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormatat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. dilihat dari studi kasus yang ada, dengan kesetiaannya serta pengabdiannya yang sungguh-sungguh uphik akhirnya berhasil menjadi seorang yang sukses. selama dia bekerja dilakukannya dengan ikhlas tanpa keluh kesah. dia selalu bersabar selama bekerja.Jadi, dapat dilihhat bahwa pengabdian itu berasal dari tanggung jawab yang besar. pengabdian itu membuat seseorang berubah manjadi yang lebih baik. semua yang diniatkan baik dari hati pasti aakan mendapatkan hasil yang baik juga.

CONTOH PENGORBANAN
1. Kesediaan guru sekolah dasar yang ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi adalah pengabdian yang menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
2. Dalam Novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis bernama siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya di bujuk agar bersedia kawin dengan datuk Maringgih, si tua Bangka, walaupun sebenarnya dia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul bahri. Demi pengabdiannya kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengan Syamsul bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.

OPINI
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Siti nurbaya benar benar begitu besar.Dia menunjukan pengabdian nya kepada ayahnya.yaitu dengan menuruti perintah ayah nya untuk menikah dengan orang pilihan ayah nya walaupun dia tidak mencintai nya. Dan dia merelakan untuk memutuskan hubungan nya dengan lelaki yang dicintai nya, walaupun itu sangat berat baginya.
kisah ini adalah suatu contoh pengorbanan dan pengabdian seoranng anak kepada orang tuanya. 
dari sekian banyak orang yang ada di dunia ini, saya rasa tidak banyak orang yang memiliki sifat seperti Siti nurbaya ini, dia benar-benar berbakti kepada ayah nya, dan ia tidak mau mengecewakan ayah nya dan rela mengorbankan apa yang diinginkan nya untuk menunjukan rasa pengabdian nya.

STUDI KASUS
Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.
Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat.Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih.Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman.Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman.Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya.Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya.Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.
Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih.
Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan.Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsulbahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan.Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras.Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir. Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya. Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta.Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tangan Datuk Maringih.Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi. Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer. Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya.Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya. Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahu 1922. Buku yang berjudul Siti Nurbaya ini berhasil menempatkan diri sebagai puncak roman di antara roman-roman lain yang dianggap orang sebagai puncak roman dalam Sastra Indonesia Modern. Penilaian itu tidak didasarkan pada temanya, tetapi berdasarkan pemakaian bahasa dan gayanya yang tersendiri.Buku ini menggunakan bahasa melayu. Oleh karena itu, orang melayu pasti akan lebih mudah membaca dan segera mengerti isinya. Karena terkenalnya sampai-sampai zaman itu dinamai zaman Siti Nurbaya.

sumber: http://debydeboy.posterous.com/tugas-7-manusia-dan-tanggung-jawab