Rabu, 28 September 2011

Individu, Keluarga dan Masyarakat

     Individu, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan kumpulan individu di dalam "satu atap", yang memiliki aturan dan tujuan masing-masing. Sedangakan Masyarakat merupakan kumpulan beberapa keluarga itu sendiri dan tentunya mempunyai aturan dan tujuan yang sangat berbeda dengan keluarga. Masyarakat memeliki aturan yang tentunya tidak sedikit, hal ini di sebabkan menyangkut keperntingan bersama, yaitu kepentingan dari keluarga-keluarga tadi. Sedangkan keluarga memiliki aturan sesuai dengan yang di kehendaki sang kepala keluarga (dalam hal ini tidak harus laki-laki), atau mungkin aturan yang sudah ditetapkan bersama sehingga membentuk suatu keluarga yang harmonis.
     Namun yang paling sulit di antara aturan di atas adalah aturan terhadap diri sendiri(individu). Aturan ini di buat oleh individu itu sendiri bahkan beberapa di antaranya sudah di atur sedemikian rupa sehingga individu itu dapat merasa sangat tertekan, dalam hal ini bisa saja aturan yang di berikan orang tua terhadap anaknya. Namun aturan itu tidak selamanya bisa di laksanakan sesuai yang telah di tetapkan orang tua.
     Aturan terhadap diri sendiri bisa aja di atur oleh individu tadi tanpa mendapat campur tangan orang lain. Hal ini biasanya di sebabkan didikan dari keluarga itu sendiri yang tidak terlalu mempedulikan perkembangan sang individu tersebut. beberapa wacana mengatakan invidu tercermin dari keluarganya itu sendiri. Tentunya hal ini tidak bisa di pungkiri lagi, kebiasaan yang di berikan ke individu biasanya akan terbawa sampai ke masyarakat, seperti cara bicara, perilaku dalam pergaulan dan sebagainya.
     Dapat ditarik kesimpulan bahwa individu, keluarga dan masyarakat tidak bisa di lepaskan dari aturan-aturan baik yang tertulis mapun tertulis. Aturan tersebut dapat berasal dari beberapafaktor pendorongnya masing-masing.

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

     Kalau membahas masalah penduduk, masyarakat dan kebudayaan tentunya tidak lepas dari yang namanya "keterkaitan". Tentunya keterkaitan ketiganya di dasarkan pada individu itu sendiri. Tergantung cara berpikir dan perilaku masing-masing dalam menjalankannya. contohnya saja pada masalah kependudukan di Indonesia khususnya di daerah kota besar yang tak lain tak bukan adalah Jakarta. Daerah ini memiliki kepadatan yang luar biasa di banding kota-kota lainnya di Indonesia, tentunya kebudayaan serta pola pikir masyarakatnya juga berbeda di banding dengan orang desa.
   Menilik tentang kebudayaan tadi, orang kota lebih cenderung melupakan budaya luhur Indonesia itu sendiri di banding dengan orang desa, hal ini di karenakan orang yang bertempat tinggal di kota lebih mudah untuk mengakses informasi yang membuat mereka lebih tertarik ke kebudayaan modern seperti budaya barat di bandingkan budaya senditri yang tentunya wajib kita lestarikan. Sedangkan orang yang bertempat tinggal di desa, mereka lebih berpikir kritis dengan banyak atu tidaknya mereka telah melestarikan kebudayaan Indonesia itu sendiri, walaupun tidak menutup kemungkinan mereka melupakan budaya sendiri. Hal ini di karenakan cara hidup orang desa yang tentunya berbdeda dengan orang kota.
  Dengan penduduk dan budaya yang berbeda, tentunya masyarakatnya pun berbeda.masyarakat kota lebih hidup individual, hal ini di karenakan kesibukan mereka masing-masing dengan rutinitas dan gaya hidup yang berbeda pula, bahkan di beberapa komplek perumahan elit di Jakarta , tetangga samping rumah pun mereka tidaka saling kenal. Berbeda dengan oran desa yang rutinitas hariannya tidak sesibuk orang-orang di kota besar, mereka lebih cenderung sering bersosialisasi satu sama lain sehingga memliki rasa kepedulian antar warganya.
     Dapat kita tarik kesimpulan bahwa penduduk, masyarakat dan kebudayaan itu saling berketerkaitan satu sama lain, dan saling berhubungan.

Rabu, 28 September 2011

Individu, Keluarga dan Masyarakat

     Individu, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan kumpulan individu di dalam "satu atap", yang memiliki aturan dan tujuan masing-masing. Sedangakan Masyarakat merupakan kumpulan beberapa keluarga itu sendiri dan tentunya mempunyai aturan dan tujuan yang sangat berbeda dengan keluarga. Masyarakat memeliki aturan yang tentunya tidak sedikit, hal ini di sebabkan menyangkut keperntingan bersama, yaitu kepentingan dari keluarga-keluarga tadi. Sedangkan keluarga memiliki aturan sesuai dengan yang di kehendaki sang kepala keluarga (dalam hal ini tidak harus laki-laki), atau mungkin aturan yang sudah ditetapkan bersama sehingga membentuk suatu keluarga yang harmonis.
     Namun yang paling sulit di antara aturan di atas adalah aturan terhadap diri sendiri(individu). Aturan ini di buat oleh individu itu sendiri bahkan beberapa di antaranya sudah di atur sedemikian rupa sehingga individu itu dapat merasa sangat tertekan, dalam hal ini bisa saja aturan yang di berikan orang tua terhadap anaknya. Namun aturan itu tidak selamanya bisa di laksanakan sesuai yang telah di tetapkan orang tua.
     Aturan terhadap diri sendiri bisa aja di atur oleh individu tadi tanpa mendapat campur tangan orang lain. Hal ini biasanya di sebabkan didikan dari keluarga itu sendiri yang tidak terlalu mempedulikan perkembangan sang individu tersebut. beberapa wacana mengatakan invidu tercermin dari keluarganya itu sendiri. Tentunya hal ini tidak bisa di pungkiri lagi, kebiasaan yang di berikan ke individu biasanya akan terbawa sampai ke masyarakat, seperti cara bicara, perilaku dalam pergaulan dan sebagainya.
     Dapat ditarik kesimpulan bahwa individu, keluarga dan masyarakat tidak bisa di lepaskan dari aturan-aturan baik yang tertulis mapun tertulis. Aturan tersebut dapat berasal dari beberapafaktor pendorongnya masing-masing.

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

     Kalau membahas masalah penduduk, masyarakat dan kebudayaan tentunya tidak lepas dari yang namanya "keterkaitan". Tentunya keterkaitan ketiganya di dasarkan pada individu itu sendiri. Tergantung cara berpikir dan perilaku masing-masing dalam menjalankannya. contohnya saja pada masalah kependudukan di Indonesia khususnya di daerah kota besar yang tak lain tak bukan adalah Jakarta. Daerah ini memiliki kepadatan yang luar biasa di banding kota-kota lainnya di Indonesia, tentunya kebudayaan serta pola pikir masyarakatnya juga berbeda di banding dengan orang desa.
   Menilik tentang kebudayaan tadi, orang kota lebih cenderung melupakan budaya luhur Indonesia itu sendiri di banding dengan orang desa, hal ini di karenakan orang yang bertempat tinggal di kota lebih mudah untuk mengakses informasi yang membuat mereka lebih tertarik ke kebudayaan modern seperti budaya barat di bandingkan budaya senditri yang tentunya wajib kita lestarikan. Sedangkan orang yang bertempat tinggal di desa, mereka lebih berpikir kritis dengan banyak atu tidaknya mereka telah melestarikan kebudayaan Indonesia itu sendiri, walaupun tidak menutup kemungkinan mereka melupakan budaya sendiri. Hal ini di karenakan cara hidup orang desa yang tentunya berbdeda dengan orang kota.
  Dengan penduduk dan budaya yang berbeda, tentunya masyarakatnya pun berbeda.masyarakat kota lebih hidup individual, hal ini di karenakan kesibukan mereka masing-masing dengan rutinitas dan gaya hidup yang berbeda pula, bahkan di beberapa komplek perumahan elit di Jakarta , tetangga samping rumah pun mereka tidaka saling kenal. Berbeda dengan oran desa yang rutinitas hariannya tidak sesibuk orang-orang di kota besar, mereka lebih cenderung sering bersosialisasi satu sama lain sehingga memliki rasa kepedulian antar warganya.
     Dapat kita tarik kesimpulan bahwa penduduk, masyarakat dan kebudayaan itu saling berketerkaitan satu sama lain, dan saling berhubungan.